LAHAT,SL - Impian Kabupaten Lahat, yang dijuluki "Negeri Seribu Megalitik," untuk mengukuhkan situs megalitiknya sebagai Warisan Dunia UNESCO semakin mendekati kenyataan. Hal ini terungkap dalam sebuah seminar penting yang resmi ditutup oleh Bupati Lahat yang diwakili oleh Wakil Bupati Lahat, Widia Ningsih, S.H., M.H., di Hotel Santika Lahat pada hari Selasa, 9 September 2025.
Seminar ini menjadi forum strategis yang mempertemukan berbagai pihak, mulai dari pakar arkeologi, tokoh budaya, hingga akademisi dan pendidik, untuk membahas langkah-langkah konkret dalam pelestarian dan pengajuan situs megalitik Lahat ke UNESCO.
Mewujudkan Visi Bersama
Wakil Bupati Lahat, Widia Ningsih, dalam pidato penutupnya, menegaskan kembali identitas Kabupaten Lahat sebagai pemilik kekayaan budaya megalitik terbesar di Indonesia.
"Situs-situs megalitik yang tersebar di berbagai desa adalah bukti nyata sejarah, pengetahuan, dan identitas yang diwariskan oleh leluhur kita," ujarnya.
Ia juga mengenang kembali pencapaian Lahat pada tahun 2012, ketika berhasil meraih rekor MURI sebagai kabupaten dengan situs megalitik terbanyak.
Lebih dari sekadar pencapaian, Wakil Bupati mengajak semua pihak untuk bersatu padu. "Saya mengajak kita semua untuk bersama-sama mendukung upaya pelestarian dan pengembangan situs megalitik di Kabupaten Lahat," tegasnya.
Menurutnya, dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, impian untuk menjadikan megalitik Lahat sebagai destinasi wisata unggulan dan, yang paling utama, sebagai Warisan Dunia UNESCO, bisa terwujud.
Dukungan Penuh dari Berbagai Pihak
Acara penutupan seminar ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting yang menunjukkan keseriusan semua pihak. Terlihat kehadiran Ketua DKL (Dewan Kesenian Lahat) periode 2020-2025, Sapran, S.I.P., dan Ketua DKL terpilih periode 2025-2030, Bakrun Setria Dharma, S.H.
Selain itu, para narasumber yang hadir juga menambah bobot acara, di antaranya Dr. Daud Aris Tanudirjo, M.A., seorang arkeolog terkemuka dari UGM Yogyakarta dan Pakar Warisan Dunia, serta Krisnanto Januardi, S.S., Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumsel. Kehadiran mereka menunjukkan adanya kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah, akademisi, dan lembaga kebudayaan dalam upaya pelestarian.
Selain jajaran pemerintah dan pakar, seminar ini juga mengundang para juru pelestari situs megalitik, guru-guru IPS/Sejarah, mahasiswa, dan masyarakat umum, yang menjadi garda terdepan dalam menjaga dan mengenalkan warisan leluhur ini kepada generasi mendatang.
Dengan semangat yang membara dari semua pihak, Kabupaten Lahat kini menatap masa depan dengan keyakinan bahwa kekayaan budayanya akan diakui dan dilestarikan tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di mata dunia. (Red)
Posting Komentar