LAHAT,SL — Suasana di SMA Negeri 1 Merapi Barat, Kecamatan Merapi Barat,Lahat, memanas setelah Komite Sekolah, guru, dan pegawai secara serempak membuat petisi yang menolak kepemimpinan Kepala Sekolah, Made Suarsana.
Petisi yang ditandatangani pada 20 Agustus 2025 ini secara resmi telah diajukan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan.
Ketua Komite Sekolah, Zain Ahyar, membenarkan adanya petisi tersebut. Ia bahkan menjadi orang pertama yang membubuhkan tanda tangannya. Menurut Ahyar, penolakan ini dipicu oleh masalah komunikasi dan pengelolaan keuangan yang dinilai kurang transparan, khususnya terkait dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan dana komite sekolah.
Pengelolaan Dana yang Dipertanyakan
Ahyar menjelaskan, ada kejanggalan dalam pengelolaan dana sekolah. "Dana BOS itu ketika turun langsung disimpan di brankas, padahal sudah saya sampaikan lebih baik disimpan di bank. Begitu juga dengan dana komite," ujarnya.
Penyimpanan dana di brankas ini menimbulkan kecurigaan. Saat sekolah memerlukan dana untuk kegiatan, sering kali tidak ada uang yang tersedia. Hal ini menimbulkan keresahan di kalangan guru dan pegawai.
"Ketika ada kegiatan di sekolah tidak ada dananya, jadi ke mana dana yang disimpan?" tanya Ahyar.
Kondisi ini, kata Ahyar, menjadi penyebab utama ketidakpuasan para guru dan pegawai. Ia mengaku telah beberapa kali menegur Made Suarsana secara langsung, namun tidak ada perubahan.
Langkah Lanjutan dan Harapan Perbaikan
Sebagai langkah lanjutan, para guru telah membawa petisi ini ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan dan bahkan telah menghadap Wakil Gubernur Sumsel untuk meminta tindak lanjut segera.
Hal senada disampaikan oleh Anshorie, salah satu guru di SMA Negeri 1 Merapi Barat. Ia membenarkan adanya petisi tersebut dan menegaskan bahwa tujuannya bukan untuk menjatuhkan, melainkan untuk perbaikan dan keberlanjutan fungsi sekolah.
"Para guru berharap petisi yang telah dibuat ini dapat ditanggapi oleh Pemerintah Provinsi Sumsel," harap Anshorie.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Kepala Sekolah, Made Suarsana, terkait petisi yang menuntut pergantian kepemimpinannya. Ketika dihubungi, Suarsana belum bersedia memberikan komentar. (Red)

Posting Komentar